Get me outta here!

Wednesday, December 26, 2018

Rekomendasi Drama Korea Terbaik 2018

Anyeong~~ Balik lagi nih sama mimin di blog kesayangan kita semua (Aseek). Masih dalam rangka libur panjang ya ini, jadi banyak waktu senggang untuk berlibur sama keluarga, teman-teman, atau santai-santai aja istirahat di rumah. Mumpung masih momen liburan natal dan tahun baru, buat kalian yang gak ada acara, mending santai-santai sambil nonton drama yakaaann (Iya dong). Kebetulan nih mimin mau ngasih rekomendasi drama favorit mimin yang tayang sepanjang tahun 2018 ini yang bisa kalian pantengin (Yay!!).
Drama-drama yang akan mimin rekomendasiin ini genre-nya macam-macam ya, ada yang genre romantic-comedy (rom-com), ada yang misteri, horor, ada juga drama sejarah setting jaman kerajaan. Oke deh kalo gitu ga usah lama-lama lagi, langsung aja ya mimin kasih list-nya.

1.         Thirty But Seventeen.

Drama ini tayang di channel SBS pada bulan Juli-September 2018. Drama ini bercerita tentang kehidupan Gong Wo-Jin (Yang Se-Jong) dan Woo Seo-Ri (Shin Hye-Sun). Gong Wo-Jin adalah pria lajang berusia 30 tahun yang berprofesi sebagai desainer. Dikarenakan trauma yang dialaminya 13 tahun yang lalu, dia tidak mau menjalin hubungan dengan siapapun. FYI, traumanya Gong Wo-Jin ini ada hubungannya sama Woo Seo-Ri (Sssttt). Woo Seo-Ri sendiri mengalami kecelakaan bus saat usia 17 tahun dan akhirnya dia koma dan akhirnya bangun 13 tahun kemudian. Dia sekarang berusia 30 tahun tapi usia mentalnya masih 17 tahun. Akhirnya mereka berdua bertemu dan lama-lama saling jatuh cinta.
Thirty But Seventeen (Still 17)
Drama ini ceritanya ringan tapi bagus juga kok. Gak cuma interaksi antara pemeran utamanya yang menarik, tapi para pemeran pendukungnya juga kocak-kocak. Apalagi si Jennifer, pembantu di rumah Woo-Jin, unik banget orangnya. Kalau kalian suka drama yang ringan, kocak, romantis bisa banget nonton drama ini.

2.         100 Days My Prince

Drama ini tayang di channel tvN pada bulan September-Oktober 2018. Drama ini mengisahkan tentang seorang Putra Mahkota bernama Lee Yool (Do Kyung-Soo a.ka D.O EXO) yang tiba-tiba saja menghilang. Dia kembali ke istana 100 hari kemudian. Lee Yool mengalami amnesia dan akhirnya dia harus menikahi Hong-Sim (Nam Ji-Hyun) karena suatu hal dan dia hidup sebagai pria bernama Won-Deuk.
100 Days My Prince
Drama ini seru, cerita saat Putra Mahkota nya lupa ingatan lalu jadi Won-Deuk bener-bener kocak. Won-Deuk ini orang miskin tapi dia bawaannya sengak karena di alam bawah sadarnya dia adalah putra mahkota kali ya. Dia juga gak bisa kerja, disuruh kerja gak ada yang beres pokoknya. Sumpah deh lucuuu abis. Tapi pas ingatannya dia pelan-pelan balik, jadi mellow-mellow gitu ceritanya hiks. Tapi bagus kok, kalian kudu nonton. Menurut mimin, D.O ini adalah salah satu idol yang aktingnya bagus plus dia ganteng abis. Kyaaah..

3.          My ID is Gangnam Beauty

Drama ini tayang di channel JTBC pada bulan Juli-September 2018. Drama ini menceritakan tentang Kang Mi-Rae (Lim So-Hyang) yang rendah diri karena penampilannya. Dia selalu dibully di sekolahnya karena dia jelek. Pada akhirnya Kang Mi-rae memutuskan untuk melakukan operasi plastik dan jadi cantik. Kang Mi-Rae mulai jadi mahasiswa baru di sebuah universitas. Orang-orang masih saja jahat ke Kang Mi-Rae dan memanggilnya “Gangnam Beauty” karena dia melakukan operasi plastik. Sedangkan Do Kyung-Seok (Cha Eun-Woo “Astro”) juga mahasiswa baru di universitas yang sama. Dia tidak menilai orang dari penampilannya. Dia kemudian jatuh cinta pada Kang Mi-Rae.
My ID Is Gangnam Beauty
Drama ini diangkat dari sebuah webtoon populer dengan judul yang sama. Drama ini lumayan seru sih dan banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya (Tsahhh..). Pokoknya intinya kita jangan menilai orang hanya dari penampilan fisiknya aja. Cerita Kang Mi-Rae disini melas banget deh, pas jelek dia dibully sampe dia mutusin buat oplas agar nasibnya bisa berubah, eh ternyata setelah dia oplas, tetep aja masih banyak yang julid. Society. Hufft. Karena mimin baca webtoon nya dulu baru nonton dramanya, menurut mimin pemeran Kyung-Seok ini kurang gimana gitu. Di webtoon dia itu sangar trus hampir kayak preman gitu deh LOL, tapi di dramanya menurut mimin dia pembawaannya masih agak kalem, kurang gahar lah. Tapi gapapa deh, ganteng sih jadi dimaafin (Lhohh??!!) Hahaha.
Di drama ini ada salah satu tokoh yang super duper kek uler yaampun benci banget mimin, tapi mimin suka karena karakter Kyung-Seok disini bisa tahu banget akal bulus nya si uler (Hyun Soo-A) dan selalu gak terpengaruh sama dia. Padahal yang lain gak ada yang nyadar kalo si Soo-A ini sebenarnya adalah uler. HAHA. Go Kyung-Seok Go Go Gooo!!

4.          Come And Hug Me

Drama ini tayang di channel MBC pada bulan Mei-Juli 2018. Drama ini menceritakan tentang Do-Jin (Jang Ki-Yong) dan Jae-Yi (Jin Ki-Joo) yang merupakan teman satu sekolah saat SMA. Ayah nya Do-Jin yaitu Hee-Jae (Heo Jun-Ho) adalah seorang psikopat yang kemudian membunuh orang tua Jae-Yi. Sejak saat itu, Do-Jin dan Jae-Yi berpisah. Beberapa tahun kemudian Do-Jin bekerja sebagai seorang detektif. Dia memperlakukan keluarga korban dengan baik karena dia ingin menebus kejahatan yang dilakukan oleh ayahnya. Sedangkan Jae-Yi menjadi seorang aktris. Dia meneruskan jejak ibunya yang dulunya juga seorang aktris terkenal. Sejak kematian orang tuanya, Jae-Yi menderita PTSD. Kemudian Do-Jin dan Jae-Yi dipertemukan kembali.
Come And Hug Me
Drama ini ceritanya nyesek banget. Hanya karena ayahnya Do-Jin membunuh banyak orang, Do-Jin diperlakukan sebagai penjahat. Do-Jin yang juga merasa bersalah selalu diam saja kalau diperlakukan seperti itu. Yang nonton iniloooh jadi pengen meluk (Eh.). Pokonya kalau kalian suka drama yang sedih-sedih, menguras air mata, misterius, bikin deg-degan, ada romantisnya juga, kalian bisa coba nonton drama satu ini.

5.         Time (Shigan)

Drama ini tayang di channel MBC pada bulan Juli-September 2018. Drama menceritakan tentang Soo-Ho (Kim Jung-Hyun) yang merupakan CEO sebuah restoran dan putra dari keluarga yang mempunyai perusahaan besar. Kehidupan Ji-Hyun (Seohyun “Girl’s Generation”) jadi berantakan karenanya. Ji-Hyun yang dulunya sangat ceria jadi berubah sejak adiknya meninggal secara misterius dalam kolam sebuah hotel. Saat kematiannya, Soo-Ho sedang berada di dalam kamar hotel yang sama. Soo-Ho merasa bersalah dan berusaha membantu Ji-Hyun mengungkap siapa dalang dibalik kematian adiknya itu. Soo-Ho tidak punya banyak waktu lagi untuk hidup karena dia mengidap kanker.
Time (Shigan)
Jujur awalnya mimin nonton drama ini gara-gara Kim Jung-Hyun, tapi setelah mimin nonton, mimin gak kecewa. Ceritanya bagus, gak bisa ditebak, dan akting para pemainnya bwagus bwanget. Agak kecewa juga sih karena ditengah-tengah drama, Kim Jung-Hyun harus mundur dari drama ini karena alasan kesehatan. Tapi overall drama ini patut dipertimbangkan, meskipun ratingnya agak rendah, mungkin karena ceritanya agak berat ya, tapi aku saranin kalian nonton drama ini deh. Selalu berlinang air mata di tiap episodenya. HIKS.

6.        What’s Wrong With Secretary Kim

Drama ini tayang di channel tvN pada bulan Juni-Juli 2018. Drama ini menceritakan tentang Lee Young-Joon (Park Seo-Joon) yang merupakan pimpinan sebuah perusahaan. Dia merupakan pria yang pintar, kaya, tampan, tapi juga sangat arogan. Dia punya seorang sekretaris bernama Kim Mi-So. Dia sudah jadi sekretarisnya selama bertahun-tahun, namun Kim Mi-So memutuskan untuk berhenti.
Why Secretary Kim
Drama ini lucuuu bwanget. Ceritanya ringan, temanya biasa ya, cowok kaya raya, ceweknya biasa aja. Tapi drama ini patut kalian tonton deh, tiap episodenya pasti ada aja yang bikin ketawa dan senyam-senyum sendiri. Young-Joon ini kocak banget karena dia narsisnya minta ampun dan para pemeran pendukungnya juga gak kalah kocak. Kalau kalian lagi sedih dan butuh hiburan, coba deh nonton drama satu ini. Dijamin ngakak.

7.        The Guest

Drama ini tayang di channel OCN pada bulan September-November 2018. Drama ini menceritakan tentang kehidupan tiga orang antara lain Yoon Hwa-Pyung (Kim Dong-Wook) seorang cenayang, Choi Yoon (Kim Jae-Wook) seorang pendeta Katolik dan Kang Kil-Young (Jung Eun-Chae) seorang detektif yang bekerja sama untuk melawan kejahatan yang disebabkan oleh kekuatan misterius.
The Guest
Jujur mimin adalah orang yang paling anti sama drama misteri plus hantu-hantuan kayak gini. Tapi mimin kepingiiin banget nonton karena ceritanya Kim Dong-Wook dan Kim Jae-Wook reunian maen drama bareng lagi setelah sebelumnya pernah maen di drama favorit mimin “Coffee Prince” yang sempet booming pada jamannya. Hahaha. Tiap mau nonton drama ini, mimin selalu ngungsi ke rumah sahabat mimin (a.k.a mimin satunya lagi) lalu nobar gitu karena mimin gak berani nonton sendirian. LOL. Drama ini WOW banget sumpah, deg-degan terus akutu kalo liat drama ini, akting para pemainnya bagus, hantunya serem banget. Kalo kalian suka drama yang horor gitu, mimin saranin kalian tonton drama ini deh. Plot cerita bagus, akting bagus, pemainnya ganteng dan cantik juga. Ciamik pokoknya.

8.         SKY Castle

SKY Castle
Lalalalala~~~ Drama ini muncul terus ya. WKWK. Gimana lagi dong, mimin lagi terkiwir-kiwir banget sama drama ini. Coba deh kalian cek artikel di web ini juga kalo pingin tahu mimin yang meracau tiada henti tentang drama ini hahaha.

Kayaknya segini dulu ya rekomendasi drama yang mimin kasih kali ini. Kalau ada yang kalian suka dari list diatas, kalian bisa komen di bawah ya. Atau kalau kalian ada rekomendasi drama lain yang gak ada di list, monggo banget share di kolom komentar. Sampai jumpa lagi di artikel-artikel selanjutnya ya. Selamat Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 yhaa. Anyeong~~~

Monday, December 17, 2018

FanFiction : With You, I'm Happy Chapter 10



Cast :
Han Ye Ri    ( 35 tahun )
Lee Jong Suk     ( 30 tahun )
Lee Si Young    ( 35 tahun )
Song Chang Eui    ( 40 tahun )
No Min Woo    ( 35 tahun )

*Nama dan karakter lainnya yang ada dalam FF ini hanyalah imajinasi author belaka.

Note:
Ini FF pertama author, jadi pasti bakal banyak banget kekurangannya. Jujur aja, sebenernya kurang pede juga mau bikin FF kayak gini. Karena ini bener-bener pertama kalinya author bikin FF dan dipublikasikan. Gak tau deh gimana nanti hasilnya. Silahkan kalian nilai sendiri. Kalau emang ternyata banyak kekurangan, tolong kasih saran. Tapi saran yang membangun ya! Jangan komen-komen yang bernada  nyinyiran! Hati author selembut kapas jadi kalo ada yang nyinyir rasanya langsung perih-perih gimana gitu T_T
Oh iya! Ini FF murni hasil pemikiran author. Jadi tolong jangan di copy sembarangan terus di reupload di tempat lain! Sedih banget tau rasanya kalo hasil kerja keras kita di copy paste sembarangan T_T
Oke deh! Tanpa perlu berlama-lama, silahkan kalian baca sendiri ya FF nya. Silahkan kalo ada yang mau komen yaaa…


Chapter 10

Ye Ri POV

Suasana di ruang guru mendadak ramai. Para guru heran dengan pipi Jong suk yang lebam.
“Ya Jong Suk! Ada apa denganmu? Apa kau habis berkelahi?” tanya Pak Dong Geun, guru kesenian.
“Hahaha… Bukan pak. Saat lewat taman dekat rumahku kemarin, ada anak-anak SMA sedang bermain bola. Salah satu dari mereka tidak sengaja menendang bola mengenai wajahku,” jawab Jong Suk berbohong.
“Apa tendangannya kuat sekali? Wajahmu sampai lebam seperti itu…” tanya Bu Ji Hyo, guru sejarah, dengan raut wajah khawatir.
“Ya begitulah bu,” jawabnya sambil menoleh ke arahku. Aku hanya tersenyum melihatnya. Seharian ini Jong Suk menjadi pusat perhatian seluruh orang di sekolah. Banyak sekali yang menanyakan tentang wajahnya yang lebam. Murid-murid putrid dan juga guru-guru wanita begitu sangat khawatir melihat wajah Jong Suk. Mereka selalu saja mengerumuni Jong Suk. Bahkan banyak juga yang membelikan makanan untuknya.
Aku jadi kesal sendiri melihatnya. Jong Suk kan hanya lebam di wajah, bukannya kelaparan! Kenapa mereka jadi heboh sekali memberikannya berbagai macam makanan?! Belum lagi perhatian yang bertubi-tubi. Kuakui, aku cemburu melihatnya. Huh!

##########

Seharian ini moodku sedang jelek. Itu karena dari pagi tadi, Jong Suk selalu dikerumuni oleh para guru wanita dan juga murid-murid putri. Aku jadi tidak punya kesempatan mengobrol dengan Jong Suk. Bahkan saat kami mau pulang pun, masih ada beberapa murid putri yang menghampiri Jong Suk.
“Jong Suk-ah, kutunggu di halte saja ya,” ucapku sambil berlalu.
“Ah! Nuna!” panggil Jong Suk. Tapi aku tidak menoleh. Aku terus saja berjalan. Percuma juga aku menunggunya. Dia kan sedang disibukkan dengan para murid wanita yang mengerubunginya.
Sesampainya di halte, aku langsung duduk dengan kesal. Kurang lebih 5 menit kemudian dia datang sambil menenteng tas plastik. Pasti isinya makanan dari para murid wanita itu, pikirku.
“Nuna, kenapa kau tadi menungguku?” tanya Jong Suk duduk di sebelahku.
“Kau kan sedang repot dengan anak-anak, jadi aku tidak ingin mengganggumu,” ucapku tanpa menoleh padanya.
“Tapi kan nuna bisa menungguku sebentar,” ucapnya lagi.
Bis yang akan kami naiki, datang. Tanpa menjawab pertanyaannya dan tanpa menoleh ke arahnya, aku langsung naik ke dalam bis. Jong Suk heran melihat tingkahku. Dia kemudian menyusulku naik lalu duduk di sampingku.
“Nuna kenapa?” tanyanya.
“Memangnya aku kenapa?” ucapku balik bertanya.
“Kenapa nuna jadi marah seperti ini? Apa aku membuat kesalahan?”
“Tidak,” jawabku cuek.
“Lalu kenapa nuna marah?” tanyanya lagi. Aku diam saja sambil memandang ke luar jendela bis yang sedang berjalan.
“Apa… Apa nuna cemburu?” tanyanya.
Aku langsung menoleh ke arahnya. Tidak kusangka dia akan bertanya seperti itu.
“Ap…apa maksudmu?” tanyaku tergagap.
“Aku tidak cemburu!” jawabku.
Jong Suk menatapku. Kenapa dia menatapku? Mendadak wajahku jadi panas.
“Kenapa wajah nuna jadi merah?” tanyanya tersenyum kecil.
Aku sontak memegang wajahku.
“Ti…tidak! Wajahku tidak merah kok!” jawabku sambil memalingkan wajahku darinya.
Aku bisa mendengar Jong Suk tertawa kecil.
“Baiklah kalau begitu. Terserah nuna saja,” jawabnya sambil mengusap-usap kepalaku.
Aku diam saja diperlakukan seperti itu. Sepanjang perjalanan, kami diam, tidak bicara satu sama lain.

***

Saat sampai halte tujuan, kami langsung turun. Kami pun berjalan menuju rumahku. Sambil berjalan, aku mencuri-curi pandang ke arah Jong Suk. Tiba-tiba Jong Suk menoleh ke arahku. Aku pun langsung refleks membuang muka. Tanpa kusadari, Jong Suk tersenyum melihat tingkahku. Tidak lama, kami sampai di rumah ku.
“Hhmm… apa kau mau mampir dulu?” tanyaku basa basi. Aku memang menghadap Jong Suk, tapi aku tidak berani menatap mata Jong Suk.
“Lain kali saja nuna. Sebaiknya aku langsung pulang,” jawabnya.
“Baiklah. Hati-hati kalau begitu,” jawabku lalu berbalik.
Tiba-tiba Jong Suk memelukku dari belakang.
“Ap…ap…apa…apa yang kau lakukan Jong Suk?” tanyaku tergagap malu.
“Saranghae nuna…” jawabnya berbisik di dekat telingaku.
Aku melotot kaget mendegar ucapannya.
“Ap..ap…ap..” aku kembali tergagap.
 Dia melepaskan pelukannya. Lalu dia membalikkan badanku menghadapnya. Kedua tanggannya menggenggam kedua tanganku.
“Aku mencintaimu nuna. Aku sangat mencintaimu,” ucapnya lagi dengan wajah serius. Aku melongo dibuatnya. Kemudian dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah kotak kecil. Dia lalu berlutut dengan satu kaki. Kemudian dia membuka kotak itu. Ada cincin di dalamnya. Tanpa permata, tanpa berlian. Hanya cincin emas biasa. Persis seperti mimpiku dulu. Tapi dengan pria berbeda.
“Nuna… Han Ye Ri… Maukah kau menikah denganku?” tanyanya dengan wajah penuh harap.
Aku tidak mampu mengatakan apapun saat ini. Yang bisa kulakukan hanyalah mengulum bibirku. Mataku mulai berair. Bukan karena sedih. Tapi karena bahagia.
“Iya! Aku mau! Tentu saja aku mau!” jawabku meneteskan air mata. Jong Suk langsung tersenyum senang. Dia langsung berdiri, kemudian memasangkan cincin itu ke jari manisku. Aku terkesima memandangi cincin itu. Kemudian aku mendongak menatapnya. Dia tampak sangat bahagia.
Aku langsung memeluknya. Dia pun membalas pelukanku dengan erat. Orang-orang di sekitar kami bertepuk tangan. Mereka juga mengucapkan selamat. Tanpa kusadari, ternyata banyak orang yang menyaksikan ‘prosesi lamaran’ kami.
Kami membungkuk ke mereka. Lalu mengucapkan terima kasih. Aku lalu mengajak Jong Suk masuk ke dalam rumah. Aku sudah tidak sabar mengabarkan kabar bahagia ini ke orang tuaku. Saat masuk ke dalam, kulihat suasana rumah sepi. Sepertinya ayah dan ibu ada di kamar. Tapi ternyata tidak ada. Aku memanggil-manggil ayah dan ibuku. Tapi tidak ada jawaban.
Aku menyuruh Jong Suk untuk duduk. Lalu aku menghubungi ponsel ibu.
“Halo?” ucap ibu dari seberang telepon.
“Ayah dan ibu dimana?” tanyaku.
“Kami sedang pergi belanja ke supermarket. Selah itu kami ingin mengunjungi bibimu. Sudah lama kami tidak mengunjunginya. Memangnya kenapa?” tanya ibu.
“Tidak apa-apa. Ya sudah kalau begitu. Ayah dan ibu hati-hati di jalan ya!” seruku lalu menutup telepon.
Aku tidak mau menceritakan kabar membahagiakan ini melalui telepon. Aku ingin langsung melihat reaksi mereka. Aku tersenyum, lalu membalikkan badanku ke arah Jong Suk. Aku pun mengahmpirinya yang sedang duduk di sofa.
“Paman dan bibi kemana nuna?”tanyanya. aku merengut.
“Kenapa masih memanggil dengan sebutan ‘nuna’?” tanyaku kesal. Dia tersenyum.
“Memangnya nuna mau dipanggil apa?” tanyanya sambil membelai kepalaku.
“Hhhmmm… Chagi?” usulku.
“Baiklah chagi,” balasnya sambil mengacak-acak rambutku.
“Iiihhh…” ucapku pura-pura kesal. Kami tertawa.
“Eehhmm.. Jong suk-ah?”
“Hhmm??”
“Kenapa kau bisa menyukaiku?”
“Maksudnya?”
“Kau kan sangat tampan. Kau juga masih muda. Kenapa kau malah menyukaiku? Kenapa tidak menyukai wanita lain yang lebih muda dan lebih cantik dariku?” tanyaku penasaran.
Dia menatapku dengan lembut, lalu menjawab, “Aku mulai menyukaimu sejak kau memelukku.”
“Memelukmu? Kapan?”
“Apa kau ingat kejadian dua tahun lalu saat kita bertemu ayahku di taman?”
Aku mengangguk. Tentu saja aku ingat. Aku bahkan masih ingat dengan jelas.
“Saat itu kau memelukku untuk menenangkanku. Pelukanmu membuatku merasa sangat damai. Aku merasa sangat aman dalam pelukanmu. Sejak saat itu, perlahan-lahan aku mulai menyukaimu. Senyummu, tawamu, tingkah konyolmu, kepribadianmu yang aneh… Semuanya… Aku mulai menyukai semua hal yang ada pada dirimu,” jawabnya sambil tersenyum. Aku pun ikut tersenyum mendengar jawabannya.
“Jadi… kau sudah lama menyukaiku?” tanyaku memastikan.
“Iya. Tapi saat itu kau kan masih menjalin hubungan dengan Min Woo hyung. Tidak mungkin aku merebutmu. Yang bisa kulakukan hanyalah menjadi rekan kerja dan adik yang baik untukmu,” ucapnya sambil memencet pelan hidungku.
Aku semakin senang mendengar jawabannya. Aku pun memeluknya. Dia kembali mengelus kepalaku.
“Lalu cincin ini? Kapan kau membelinya?” tanyaku setelah melepaskan pelukanku.
“Semalam. Sepulangnya aku dari rumah sakit, aku mampir ke toko perhiasan. Aku memang sudah berencana untuk melamarmu. Jadi, aku membeli cincin ini,” jawabnya sambil menunjuk cincin yang ada di jari manisku.
“Tapi bagaimana kau bisa tahu ukuran jariku? Dan lagipula kenapa kau ingin melamarku? Memangnya selama ini kau sudah mengetahui perasaanku?” tanyaku semakin penasaran.
“Kau ini terlalu banyak bertanya!” serunya sambil mencolek hidungku. Aku hanya cengengesan.
“Tapi tidak apa-apa. Akan kujawab semua pertanyaanmu,” ucapnya sambil membenarkan posisi duduknya.
“Awalnya aku ragu mengenai perasaanmu padaku. Aku memang merasa akhir-akhir ini hubungan kita semakit dekat. Tapi aku masih ragu kau sudah move on dari Min Woo hyung apa belum. Tapi aku akhirnya membulatkan tekadku untuk menyatakan perasaanku. Kupikir, kalau tidak kucoba ya aku tidak akan pernah tahu jawabannya kan?” tanyanya sambil mencubit pipiku pelan.
“Kemudian mengenai masalah ukuran jarimu itu, aku tahu dari Si Young nuna,”
“Si Young?” tanyaku kaget.
“Iya. Dua hari yang lalu aku menghubungi Si Young nuna. Aku bilang padanya bahwa aku ingin menyatakan perasaanku padamu. Dia langsung teriak kesenangan saat aku mengatakan itu. Lalu dia bertanya padaku apa aku benar-benar mencintaimu atau tidak,” ucapnya berhenti sejenak.
“Lalu?” tanyaku penasaran.
“’Tentu saja Nuna!’ begitu jawabanku. Lalu dia bilang ‘kalau begitu langsung lamar saja dia’. Awalnya aku kaget mendengar sarannya. Tapi kemudian Si Young nuna memberitahuku mengenai perasaanmu padaku. Karena itu lah aku semakin yakin untuk melamarmu. Sebenarnya aku bingung kapan waktu yang tepat untuk menyatakan perasaanku. Tapi tadi saat kau cemburu, aku merasa ini lah saatnya bagiku untuk mengungkapkan perasaanku padamu,” ucapnya tersenyum lebar.
Mendengar semua penjelasannya, aku pun langsung menciumnya.
CUP!
Aku mencium bibirnya sekilas.
Dia awalnya kaget, tapi lanlu bertanya,”Kenapa hanya sebentar?”
Dia lalu memeluk pinggangku, lalu menarikku mendekat. Dia menciumku bibirku. Aku refleks mengalungkan tanganku ke lehernya. Dia pun semakin erat memelukku. Kami berciuman cukup lama. Tapi tiba-tiba…
“Akh!” dia kesakitan memegangi ujung bibirnya.
Ah iya! Aku lupa! Bibirnya kan juga terluka. Aku tadi terlalu bersemangat menciumnya.
“Kau tidak apa-apa? Pasti sakit ya?” tanyaku khawatir.
“Tidak apa-apa kok,” jawabnya meringis kesakitan.
“Ayo lanjutkan lagi,” ucapnya sambil tersenyum nakal.
“Apanya?” tanyaku. Dia memoncongkan bibirnya. Aku tersenyum.
“Tidak boleh!” jawabku sambil masih tetap memeluk lehernya.
“Kenapa?” tanyanya protes.
“Bibirmu sedang terluka. Nanti saja kita lanjutkan lagi,”
“Kapan?”
“Saat bibirmu sudah sembuh,”
“Apa???” Jong Suk memasang tampang memelas. Aku tertawa geli melihatnya.
“Nanti kalau bibirmu sudah sembuh, kapan pun kau minta cium, pasti akan kukabulkan!” seruku menggodanya.
“Benarkah? Kau tidak bohong?” tanyanya penuh semangat.
“He-em… Tentu saja. Aku janji!”
“Hhmm… Oke! Baiklah kalau begitu. Kau sudah berjanji. Kau tidak boleh mengingkarinya!” serunya sambil meng-antuk-kan kepalanya dengan kepalaku secara pelan.
Aku hanya tertawa menanggapinya. Dia pun ikut tertawa. Lalu aku memeluknya dengan erat.
“Terima kasih Jong Suk-ah. Terima kasih karena telah hadir dalam hidupku. Kau membuatku sangat bahagia!” bisikku di telinganya.
Jong Suk tersenyum mendengarnya. Dia lalu memelukku semakin erat.
Aaahhh! Bahagia sekali rasanya aku hari ini! Sangat! Sangat! Sangat bahagia!

                                                              - FIN -



Note:
Yeay!!! Akhirnya tamat jugaaa!!! Sebenernya pas awal bikin FF ini, niatnya tuh cuma pengen bikin FF yang pendek-pendek aja. Tapi entah mengapa, imajinasi author malah melebar kemana-mana. Hahahaha….
Walaupun ceritanya amburadul, tapi author berharap banget kalian suka sama FF ini!
Kalo kalian ngerasa di FF ini banyak kekurangan, monggo kasih saran aja nggak apa-apa. Author malah seneng kalo ada yang mau ngasih saran. Tapi sekali lagi author ingetin! Kasih saran yang membangun! Jangan hanya bisa komentar nyinyir tapi nggak bisa ngasih solusi apa-apa! Lembut banget nih soalnya hati author T_T
Author sadar kok kalo dalam FF ini banyak banget kalimat yang membingungkan. Itu karena author sendiri juga bingung gimana mau ngejelasin suatu adegan atau gerakan ke dalam tulisan. Jadi, author berharap banget kalian mau ngasih masukan kalo emang ada kalimat yang menurut kalian ngebingungin.
Oke deh cukup sekian dulu penutup dari author. Author mau nyari wangsit dulu nih buat bikin FF berikutnya. Jangan bosen-bosen mampir ke blog geje ini yaaaa….
Buh byeeee………




Kembali ke  Chapter 1

FanFiction : With You, I'm Happy Chapter 9



Cast :
Han Ye Ri             ( 35 tahun )
Lee Jong Suk        ( 30 tahun )
Lee Si Young        ( 35 tahun )
Song Chang Eui    ( 40 tahun )
No Min Woo         ( 35 tahun )

*Nama dan karakter lainnya yang ada dalam FF ini hanyalah imajinasi author belaka.

Note:
Ini FF pertama author, jadi pasti bakal banyak banget kekurangannya. Jujur aja, sebenernya kurang pede juga mau bikin FF kayak gini. Karena ini bener-bener pertama kalinya author bikin FF dan dipublikasikan. Gak tau deh gimana nanti hasilnya. Silahkan kalian nilai sendiri. Kalau emang ternyata banyak kekurangan, tolong kasih saran. Tapi saran yang membangun ya! Jangan komen-komen yang bernada  nyinyiran! Hati author selembut kapas jadi kalo ada yang nyinyir rasanya langsung perih-perih gimana gitu T_T
Oh iya! Ini FF murni hasil pemikiran author. Jadi tolong jangan di copy sembarangan terus di reupload di tempat lain! Sedih banget tau rasanya kalo hasil kerja keras kita di copy paste sembarangan T_T
Oke deh! Tanpa perlu berlama-lama, silahkan kalian baca sendiri ya FF nya. Silahkan kalo ada yang mau komen yaaa…


Chapter 9

Ye Ri POV

Aku dan Jong Suk melangkah keluar dari kantor polisi. Diikuti oleh Si Young dan Chang Eui oppa.
“Terima kasih banyak oppa, Si Young.” ucapku berterima kasih. Jong Suk pun mengucapkan terima kasih pada mereka berdua. Mereka berdua lah yang telah menjamin kami. Aku dan Jong Suk tidak sanggup jika harus menghubungi orang tua kami masing-masing. Makanya aku menghubungi Si Young. Setelah menitipkan Na Rae ke rumah orang tuanya, Si Young dan Chang Eui oppa langsung bergegas ke kantor polisi menemui kami.
“Maaf ya kami sudah merepotkan kalian berdua,” ucapku sungkan.
“Tidak apa-apa. Jangan merasa sungkan seperti itu! Kita kan sudah lama kenal,” ucap Chang Eui oppa santai.
“Si Min Woo itu benar-benar kurang ajar! Berani sekali dia mengganggumu!” seru Si Young kesal.
“Itulah… Aku juga heran. Untuk apa lagi dia mengganggu hidupku?” tanyaku. Si Young merangkulku.
“Kau pasti lelah. Ayo kami antar pulang,” ucapnya.
“Tidak perlu. Kami naik bis saja,” balasku.
“Kau mau naik bis apa? Ini sudah malam. Sudah tidak ada bis lagi. Ayo kami antar pulang saja!” seru Si Young menyeretku ke mobilnya. Jong Suk dan Chang Eui oppa mengikuti kami di belakang.

***

Akhirnya aku sampai juga di rumah. Si Young dan Chang Eui oppa mengantarku sampai ke depan rumah. Jong Suk sudah diantar duluan tadi.
“Sekali lagi terima kasih ya oppa. Maaf sudah merepotkan oppa,” ucapku dengan raut wajah menyesal.
“Kau ini! Sudahlah! Jangan minta maaf terus, Oke?” ujar Chang Eui oppa. Aku tersenyum lalu mengangguk.
“Istirahatlah! Jika perlu, besok kau tidak usah masuk kerja,” ucap si Young memberi saran.
“Tidak apa-apa. Kau kan tahu aku kuat!” ucapku bercanda. Dia tertawa melihatku.
“Iya..iya.. Aku tahu. Ya sudah, masuklah! Nanti kita bicara lagi ya,” ucapnya.
“Oke,” jawabku sambil tersenyum.
Chang Eui oppa menyalakan mobil, lalu mereka pun pulang.
Setelah melihat mobil mereka menghilang dari pandanganku, aku pun masuk ke dalam rumah. Ayah dan ibu menyambutku dengan cemas.
“Kemana saja kau?” tanya ibu mengahmpiriku.
“Ceritanya panjang bu. Besok saja ya aku cerita. Aku lelah sekali,” ucapku berusaha menenangkan ibu.
“Tidak bisa! Kau harus mengatakan pada ibu sekarang!” seru ibu.
Aku menghela nafas. Aku benar-benar sudah tidak punya tenaga saat ini. Ayah menatapku. ayah kemudian memegang pundak ibu.
“Sudahlah. Biarkan dia istirahat. Kita bisa membicarakan hal ini besok,” ucap ayah. Ibu tidak bisa membantah ayah.
“Tidurlah nak. Sepertinya kau lelah sekali,” ucap ayah sambil mengelus kepalaku. Aku tersenyum pada ayah.
“Iya ayah. aku saaaaaangat lelah,” ucapku. Kemudian aku menoleh ke arah ibu.
“Maaf ya ibu. Besok aku pasti akan menceritakan semuanya pada kalian,” ucapku.
“Baiklah,” jawab ibu menurut.
Aku pun beranjak ke kamar. Kemudian menghempaskan tubuhku ke atas tempat tidur. Aku teringat kejadian di kantor polisi tadi. Aku menceritakan kejadiannya secara rinci pada polisi. Polisi pun menyuruh Min Woo untuk tidak menggangguku lagi. Jika Min Woo masih menggangguku, aku disarankan untuk menghubungi polisi, dan polisi yang akan menindak Min Woo. Tapi tetap saja, polisi tidak membenarkan tindakan Jong Suk yang menghajar Min Woo sampai babak belur.
Aku lega sekali rasanya. Kuharap kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi. Cukup sekali saja. Melelahkan sekali rasanya. Aku juga tidak ingin membuat Jong Suk dalam masalah hanya gara-gara aku.

##########

Keesokan paginya, sesuai janjiku, aku menceritakan kejadian yang kualami semalam. Tidak lupa aku juga meminta maaf pada kedua orang tuaku karena telah membohongi mereka semalam.
“Sudahlah tidak apa-apa. Yang penting kau tidak terluka,” ucap ibu sambil mengelus rambutku.
“Untunglah semalam Jong Suk melihatmu bersama Min Woo. kalau tidak, entah apa yang akan terjadi,” ucap ibu lagi dengan wajah ngeri.
Ibu benar. Untunglah semalam Jong Suk ada Jong Suk yang menyelamatkanku. Dia semalam baru saja pulang dari rumah sakit. Temannya mengalami kecelakaan, jadi dia menjenguk temannya. Jong Suk sudah begitu banyak membantuku. Aku benar-benar sangat bersyukur bisa mengenalnya.
Ting Tong…
Bel rumahku berbunyi.
“Itu pasti Jong Suk! Aku berangkat dulu ya ayah, ibu.” pamitku pada mereka.
“Ayah ikut keluar. Ayah ingin berterima kasih pada Jong Suk,” ucap ayah seraya berdiri dari kursi makan.
“Ibu juga,” ibu pun bangkit dari kursinya.
Sudah beberapa hari ini Jong suk memang selalu menjemputku ke rumah. Dan saat pulang, dia juga selalu mengantarku sampai ke depan rumah.
Saat membuka pintu depan, tampak Jong Suk berdiri di balik pagar tersenyum ke arahku dan orang tuaku. Di sekitar pipi dan pinggir mulutnya ada lebam. Aku menghampirinya.
“Wajahmu jadi lebam begini. Apa sudah kau kompres?” tanyaku khawatir.
“Sudah. Nuna tenang saja,” jawabnya tersenyum.
“Wajahmu sampai lebam begini nak. Ini semua karena Ye Ri. Maafkan anak kami ya Jong Suk,” ucap ayah merasa sungkan.
“Tidak apa-apa paman. Hanya luka kecil kok,” jawabnya ramah.
“Aigooo… wajah tampanmu jadi begini,” ucap ibuku sambil mengelus pipinya yang luka. Jong Suk hanya tertawa kecil mendengar ucapan ibuku.
“Terima kasih Jong Suk-ah. Kau sudah menyelamatkan Ye Ri. Kau sungguh sangat baik,” ucap ayah.
“Hahaha… Paman bisa saja,” balas Jong Suk malu.
“Bagaimana reaksi ibumu semalam? Apa dia marah?” tanyaku penasaran.
“Ibu tidak marah. Ibu hanya khawatir karena aku pulang terlambat. Ditambah lagi wajahku terluka. Tapi ibu mengerti kok saat aku menceritakan semua kejadiannya. Dia malah mengkhawatirkan keadaanmu nuna,” jawabnya.
“Ibumu benar-benar sangat bijak,” jawabku tersenyum.
“Ye Ri beruntung sekali bisa mengenalmu Jong Suk-ah. Aahh.. seandainya saja kau pacarnya Ye Ri…” ucap ibuku. Aku melotot ke arah ibu. Lalu aku menoleh ke arah Jong Suk. Dia hanya tersenyum sambil mengusap-usap belakang kepalanya. Wajahnya tampak memerah.
“Kami berangkat dulu ya ayah, ibu. Ayo Jong Suk! Nanti kita terlambat!” seruku sambil mendorongnya pergi menjauhi ibuku. Entah apa lagi yang akan dikatakan ibuku, jika kami tidak segera berangkat.
“Aku pamit dulu paman, bibi. Permisi…” pamitnya dengan sopan sambil membungkuk.
“Baiklah. Hati-hati di jalan,” ucap ayah dan ibuku.
Setelah beberapa meter berjalan, aku menoleh ke arahnya.
“Pasti sakit sekali ya rasanya?” tanyaku sambil menunjuk pipinya.
“Apa nuna khawatir?” tanyanya.
“Tentu saja! Kau terluka karena aku! Bagaimana mungkin aku tidak khawatir?” balasku merasa bersalah.
“Sudahlah nuna! Jangan terlalu dipikirkan. Memang sudah tugasku untuk menyelamatkan nuna,” ucapnya tersenyum.
Tugasmu? Tapi kau kan bukan pacarku? Tanyaku dalam hati. Jujur saja, aku penasaran dengan isi hatinya. Aku ingin tahu bagaimana sebenarnya perasaannya padaku. Apa kutanya saja ya? Tapi kalau ternyata dia hanya menganggapku sebagai kakak bagaimana? Aku pasti akan malu sekali. Apa yang harus kulakukan? Aku bingung sekali…

##########


Bersambung ke  Chapter 10

FanFiction : With You, I'm Happy Chapter 8



Cast :
Han Ye Ri             ( 35 tahun )
Lee Jong Suk        ( 30 tahun )
Lee Si Young        ( 35 tahun )
Song Chang Eui    ( 40 tahun )
No Min Woo         ( 35 tahun )

*Nama dan karakter lainnya yang ada dalam FF ini hanyalah imajinasi author belaka.

Note:
Ini FF pertama author, jadi pasti bakal banyak banget kekurangannya. Jujur aja, sebenernya kurang pede juga mau bikin FF kayak gini. Karena ini bener-bener pertama kalinya author bikin FF dan dipublikasikan. Gak tau deh gimana nanti hasilnya. Silahkan kalian nilai sendiri. Kalau emang ternyata banyak kekurangan, tolong kasih saran. Tapi saran yang membangun ya! Jangan komen-komen yang bernada  nyinyiran! Hati author selembut kapas jadi kalo ada yang nyinyir rasanya langsung perih-perih gimana gitu T_T
Oh iya! Ini FF murni hasil pemikiran author. Jadi tolong jangan di copy sembarangan terus di reupload di tempat lain! Sedih banget tau rasanya kalo hasil kerja keras kita di copy paste sembarangan T_T
Oke deh! Tanpa perlu berlama-lama, silahkan kalian baca sendiri ya FF nya. Silahkan kalo ada yang mau komen yaaa…






Chapter 8

Ye Ri POV

 “Ayah, ibu. Aku berangkat dulu ya,” pamitku.
“Iya, hati-hati di jalan,” jawab ayah dan ibu.
Saat membuka pintu depan, aku melihat Jong Suk sedang berdiri di depan rumahku hendak memencet bel. Melihatku membuka pintu, dia langsung melambaikan tangannya.
“Pagi nuna!” ucapnya ceria. Aku bergegas menuju ke arahnya.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanyaku heran.
“Menjemputmu,”
“Menjemputku?”
Tiba-tiba dia merangkul pundakku, lalu mengajakku berjalan ke arah halte.
“Ayo berangkat!” serunya.
Aku hanya bisa tertawa melihatnya. Jujur saja aku senang dia menjemputku. Apa lagi dia juga merangkulku. Sepanjang jalan aku tersenyum senang. Andai saja dia benar-benar pacarku, aku pasti bahagia.

##########

*Seminggu kemudian*
Suatu malam, aku sedang sibuk membuat soal ujian untuk murid-muridku. Tiba-tiba hapeku bordering. Aku bersemangat mengambil hapeku. Itu pasti Jong Suk, pikirku. Tapi aku langsung kecewa begitu melihat nama peneleponnya. Min Woo. Aku malas mengangkatnya, jadi kubiarkan saja sampai hapeku berhenti bordering. Tetapi, ternyata dia menelepon kembali. Akhirnya dengan berat hati, kuangkat teleponnya.
“Halo,” ucapku.
“Ye Ri? Apa aku menganggumu?” tanyanya.
“Sebenarnya sih iya. Aku sedang membuat soal ujian untuk murid-muridku. Ada apa memangnya?” tanyaku sedikit ketus. Dia diam sejenak.
“Apa kita bisa bertemu?” tanyanya akhirnya.
“Untuk apa?” tanyaku kaget. Untuk apa memangnya dia ingin bertemu denganku? Kami kan sudah tidak punya urusan apa-apa.
“Aku hanya ingin bertemu denganmu,” jawabnya.
“Memangnya untuk apa? Kita kan sudah tidak punya urusan apapun lagi,”
“Aku merindukanmu,” jawabnya pelan.
Aku tersentak mendengar jawabannya. Dia mencampakkanku, dan sekarang dia merindukanku???
“Sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi. Aku sudah tidak mau menemuimu!” jawabku ketus.
“Aku sekarang sudah di depan rumahmu,” ucapnya.
Whaaattt??? Apa sih maunya??? Aku mendengus pelan.
“Baiklah. Sebentar lagi aku akan keluar,” jawabku akhirnya.
Aku menutup telepon dan beranjak keluar dari kamar. Di ruang tamu, kulihat ayah dan ibu sedang menonton TV. Saat hendak membuka pintu depan, ibu memanggilku.
“Ye Ri? Mau kemana kau malam-malam begini?”
Aku menoleh.
“Aku ingin ke mini market sebentar bu. Ada yang harus kubeli,” jawabku berbohong. Aku tidak yakin ayah dan ibuku akan mengizinkanku untuk menemui Min Woo.
“Ooohhh… Hati-hati di jalan. Jika sudah selesai langsung pulang,” jawab ibu kembali melanjutkan menonton tv.
“Baik bu,” jawabku. Maafkan aku ayah, ibu. Aku sudah berbohong pada kalian.
Aku membuka pintu depan, dan kulihat dia berdiri menatapku dari balik pagar. Aku membuka pintu pagar dan menariknya pergi ke taman dekat rumah. Dia diam saja kutarik begitu.
Saat sudah sampai di taman, aku aku berhenti, dan aku melepaskan tangannya. Aku berbalik menghadapnya.
“Apa mau…” belum sempat aku bertanya, dia sudah memelukku.
Tentu saja aku kaget. Aku berusaha melepas pelukannya. Aku mendorongnya sekuat tenaga. Akhirnya dia melepas pelukannya.
“Apa-apaan kau?! Kau sudah gila???!!” tanyaku emosi. Untunglah taman saat ini sedang sepi. Wajar sih. Ini kan sudah malam.
Dia menatapku.
“Aku merindukannmu Ye Ri,” ucapnya sambil memegang tangaku. Kulihat matanya mulai berair.
“Hah! Kau merindukanku? Setelah mencampakkanku, kini kau merindukanku?!” tanyaku sambil melepaskan tanganku dari genggamannya.
Min Woo tertunduk mendengar pertanyaanku. Kemudian dia mendongak menatapku.
“Aku tahu aku salah. Tapi aku merasa hubungan kita semakin lama semakin membosankan. Kupikir…kupikir putus adalah jalan terbaik. Tapi ternyata aku salah! Aku memang bodoh!” ujarnya sambil memegang kepalanya, lalu terduduk di kursi taman.
Aku menghela nafas, kemudian duduk di sampingnya.
“Kembalilah padaku Ye Ri,” pintanya seraya menoleh ke arahku.
Aku menoleh. Memangnya dia pikir dia siapa?? Memutuskan hubungan seenaknya, lalu meminta kembali seenaknya!
“Tidak! Aku tidak mau!” jawabku.
“Kenapa?” tanyanya kaget.
“Apa kau sudah tidak mencintaiku? Bukankah…bukankah dulu kau sangat ingin menikah denganku?” tanyanya lagi.
“Jika kau mau, aku akan melamarmu. Aku akan menemui orang tuamu saat ini juga!” serunya.
Aku hanya bisa melongo mendengar semua kata-kata yang keluar dari mulutnya.
“Aku sudah tidak mencintaimu! Dan aku juga tidak mau kembali padamu!” jawabku akhirnya sambil bangkit dari kursi.
“Satu lagi! Aku juga sudah tidak berminat untuk menikah denganmu!” seruku sambil mengacungkan jari telunjukku ke arahnya. Setelah mengatakan semua itu, aku melangkah ingin pergi. Tapi dia menahanku. Dia menarik tanganku.
“Apa kau sudah menemukan penggantiku?” tanyanya.
Aku terdiam beberapa saat.
“Sepertinya kau memang sudah menemukan penganntiku. Siapa dia?” tanyanya lagi.
“Ah! Aku tahu! Apa dia Jong Suk?” tanya Min Woo.
Aku menoleh kaget ke arahnya. Bagaimana dia bisa tahu?
“Benar kan? Sudah kuduga!” serunya sambil mendengus sinis.
“Kenapa kau bisa berpikir begitu?” tanyaku.
“Kenapa? Kau tanya kenapa? Apa kau tidak sadar kalau hubungan kalian sangat dekat? Bahkan terlalu dekat! Kau bahkan lebih suka menghabiskan waktu dengannya daripada denganku! Benar kan?!” tanyanya membentakku.
“Apa saat berpacaran denganku, kau sudah berselingkuh dengannya?” tanyanya lagi.
Aku memelototinya.
“Tutup mulutmu! Aku bukan wanita semacam itu! Lagipula Jong Suk juga bukan pria rendahan sepertimu!” ucapku kesal.
“Rendahan? Sepertiku? Apa maksudmu?!” tanyanya marah.
“Bagaimana dengan Do Hyun?” tanyaku akhirnya. Min Woo kaget mendengar pertanyaanku. Dia sontak memalingkan wajahnya dariku.
“Siapa sebenarnya Do Hyun? Itu selingkuhanmu kan? Apa Do Hyun hanya nama samaran di ponselmu untuk kekasih gelapmu itu?” tanyaku sinis. Dia terdiam. Tangan kirinya ada di pinggang, sedangkan tangan kanannya mengusap-usap dagu dan bibirnya dengan tidak tenang.
“Atau jangan-jangan… Do Hyun itu memang nama asli selingkuhanmu? Kau gay ya?” tanyaku.
“Kau gila?! Aku masih normal!” ucapnya kesal menatapku.
“Jadi nama itu hanya nama samaran belaka ya?” tanyaku menatapnya tajam.
Dia memalingkan wajahnya lagi. Aku mendengus kesal melihatnya.
“Kau yang berselingkuh, tapi kau malah menuduhku. Luar biasa!” seruku sambil bertepuk tangan.
“Pergilah! Jangan pernah menemuiku lagi! Aku muak melihatmu!” ucapku lalu beranjak pergi. Tapi lagi-lagi dia menahanku. Dia menarik tanganku.
“Aku bisa jelaskan semuanya!” ucapnya sambil memegang kedua lenganku dengan erat.
“Lepaskan!” pintaku meronta. Pegangan tangannya kuat sekali. Tanganku sampai sakit karena genggamannya.
Tiba-tiba ada orang yang memegang tangan Min Woo. Aku menoleh. Jong Suk!
“Lepaskan tanganmu,” ucapnya tenang pada Min Woo.
“Apa urusanmu?” tanya Min Woo sinis.
“Kubilang lepaskan tanganmu!” ucap Jong Suk lagi. Kulihat Min Woo kesakitan. Ternyata Jong Suk meremas tangan Min Woo dengan sangat kuat.
Min Woo melepaskan tanganku. Jong Suk pun melepaskan genggaman tangannya. Aku mengelu-elus tanganku. Sakit sekali rasanya.
“Kau tidak apa-apa nuna?” tanya Jong Suk khawatir.
Aku tersenyum lalu menjawab, “Aku ti…”
BUGH!!
Tiba-tiba Min Woo menonjok pipi Jong Suk. Badan Jong Suk limbung, tapi untunglah dia tidak sampai jatuh. Aku kaget melihatnya.
“Jong Suk! Kau tidak apa-apa?” sekarang gantian aku yang khawatir padanya. Dia tidak menjawab pertanyaanku. Jong Suk menatap tajam ke arah Min Woo. Dia kemudian menghampiri Min Woo lalu gantian menonjok Min Woo.
Min Woo jatuh tersungkur mendapat pukulan dari Jong Suk. Sepertinya Jong Suk masih belum puas. Dia pun kemudian menghajar Jong Suk lagi. Aku berlari ke arah mereka, bermaksud untuk melerai mereka.
“Jong Suk! Hentikan! Kumohon! Hentikan Jong Suk!” aku berusaha mengentikan Jong Suk. Tapi Jong Suk sepertinya tidak mengindahkanku. Aku pun memegang tangan Jong Suk, lalu merangkul tangannya, berusaha menahannya sekuat tenaga untuk tidak memukuli Min Woo lagi. Jong Suk menatapku.
“Hentikan Jong Suk. Jangan seperti ini lagi, kumohon!” pintaku hampir menangis.
“Priiittt…. Priiiiitttt….”
Itu suara peluit polisi. Tampak dua orang polisi mengahampiri kami. Mereka menatap kami satu persatu.
“Ada apa ini?” tanya mereka.
Aku dan Jong Suk hanya saling memandang tanpa bisa mengatakan apa pun.
“Ikut kami ke kantor!” perintah mereka sambil mengangkat Min Woo yang terkapar di atas tanah.
Mau tidak mau, kami terpaksa mengikuti mereka ke kantor polisi. Aku melihat sekeliling. Ada beberapa orang yang menyaksikan kami. Malu sekali rasanya!
Tiba-tiba tanganku digenggam oleh Jong Suk. Dia tersenyum sambil mengangguk kepadaku. sepertinya dia berusaha menenangkanku. Aku pun tersenyum, lalu menggenggam erat tangannya.

##########


Bersambung ke Chapter 9

FanFiction : With You, I'm Happy Chapter 7



Cast :
Han Ye Ri             ( 35 tahun )
Lee Jong Suk        ( 30 tahun )
Lee Si Young        ( 35 tahun )
Song Chang Eui    ( 40 tahun )
No Min Woo         ( 35 tahun )

*Nama dan karakter lainnya yang ada dalam FF ini hanyalah imajinasi author belaka.

Note:
Ini FF pertama author, jadi pasti bakal banyak banget kekurangannya. Jujur aja, sebenernya kurang pede juga mau bikin FF kayak gini. Karena ini bener-bener pertama kalinya author bikin FF dan dipublikasikan. Gak tau deh gimana nanti hasilnya. Silahkan kalian nilai sendiri. Kalau emang ternyata banyak kekurangan, tolong kasih saran. Tapi saran yang membangun ya! Jangan komen-komen yang bernada  nyinyiran! Hati author selembut kapas jadi kalo ada yang nyinyir rasanya langsung perih-perih gimana gitu T_T
Oh iya! Ini FF murni hasil pemikiran author. Jadi tolong jangan di copy sembarangan terus di reupload di tempat lain! Sedih banget tau rasanya kalo hasil kerja keras kita di copy paste sembarangan T_T
Oke deh! Tanpa perlu berlama-lama, silahkan kalian baca sendiri ya FF nya. Silahkan kalo ada yang mau komen yaaa…




Chapter 7

Ye Ri POV

Seminggu telah berlalu sejak ayah Jong Suk meninggal. Jong Suk pun sudah mulai ceria lagi seperti biasa. Aku senang sekali melihatnya. Tapi gawatnya, setiap kali melihat Jong Suk tersenyum, hatiku jadi tidak karuan. Setiap kali Jong Suk melakukan skinship denganku, entah disengaja atau tidak, aku selalu merasakan semacam sengatan listrik. Dan jantungku berdebar tidak karuan.
Untungnya ini hari libur, jadi aku tidak perlu bertemu dengan Jong Suk. Apa lagi hari ini dia sedang ada janji dengan teman-temannya saat kuliah dulu, jadi dia pasti akan disibukkan oleh teman-temannya. Mungkin karena sedang libur, aku jadi malas kemana-mana. Jadi aku memutuskan untuk tiduran di rumah saja.
Tiba-tiba bel rumahku berbunyi. Ayah dan ibu sedang pergi keluar. Jadi mau tidak mau, aku yang harus melihat siapa yang datang. Ternyata yang datang Si Young dan Na Rae. Aku membukakan pintu untuk mereka.
Saat masuk, Na Rae langsung memelukku.
“Bibiii….” ucapnya. Aku pun menggendongnya.
“Keponakanku sayaaaannnggg…” ujarku kemudian menciumnya.
“Aku kangen bibi,” ucapnya.
“Benarkah? Bibi juga kangen kamu Na Rae sayang,” ujarku sambil memeluk bocah berusia 7 tahun itu dengan kencang.
Aku menoleh ke arah Si Young. Dia membawa buah-buahan dan sekotak kue. Dia meletakkan buah-buahan di atas meja makan.
“Paman dan bibi kemana?” tanyanya sambil membawa sekotak kue ke ruang tamu.
“Sedang ke rumah teman mereka. Kau mau kubuatkan teh?” tanyaku.
“Tentu saja!” jawabnya sambil memakan kue.
Aku pun menurunkan Na Rae. Bocah kecil itu lari menghampiri ibunya, lalu mengambil sepotong kue dari dalam kotak.
Selesai membuat teh, aku berjalan menuju ke ruang tamu. Si Young dan Na Rae sedang asik makan kue sambil nonton tv.
“Kenapa kau kesini?” tanyaku sambil menyerahkan teh nya.
“Apa aku tidak boleh ke rumah sahabatku?!” tanyanya pura-pura tersinggung. Aku hanya menghela nafas, lalu mengambil sepotong kue.
“Chang Eui oppa kau tinggal sendirian di rumah?” tanyaku sambil makan.
“Iya. Dia bilang hari ini ingin tidur seharian. Aku bosan. Makanya aku mengajak Na Rae kesini,” jawabnya masih sambil menonton tv. Mendadak dia memutar badannya ke arahku.
“Bagaimana dengan Jong Suk?” tanyanya. Aku tersedak mendengar pertanyaannya. Kemudian terbatuk-batuk. Aku minum teh ku untuk meredakan batukku.
“Uhuk..uhuk.. Kenapa kau tiba-tiba menanyakan Jong Suk? Uhuk..” tanyaku masih sedikit batuk.
Dia menatapku dengan senyuman tengil.
“Kau menyukainya kan?” tanyanya.
“Apa? Suka? Aku? Ha! Tidak mungkin!” jawabku.
“Benarkah? Kau yakin?” tanyanya penuh selidik.
“Tentu saja!” jawabku berusaha menyakinkannya. Si Young lalu mengeluarkan hapenya dari dalam tas. Kemudian dia menyerahkan hapenya padaku.
“Tonton ini,” suruhnya.
Aku mengambil hapenya. Ada sebuah video. Dan itu videoku dengan Jong Suk?!
Aku pun langsung menekan tombol play. Ini video kami saat sedang menunggu bis di halte saat mau pulang dari sekolah. Saat itu kami sedang bercanda seperti biasa. Jong Suk mengacak-acak rambutku dengan pelan. Saat dia menoleh ke arah jalan, aku mencuri pandang ke arahnya, lalu tersenyum malu-malu. Kemudian video pun selesai.
Aku tercengang menatap layar hape. Si Young mengambil hapenya dari tanganku.
“Apa kau masih mau mengelak?” tanyanya.
“Dari mana… Dari mana kau mendapatkan video itu?” tanyaku sedikit terbata-bata.
“Ga Eul,” jawab Si Young santai.
“Ga Eul???” tanyaku setengah berteriak.
“Memangnya menurutmu dari siapa lagi?” tanya Si Young.
Dasar anak itu! Menyebalkan! Apa dia bercita-cita menjadi seorang mata-mata???
“Jujur padaku! Kau menyukainya kan?” tanya Si Young memastikan. Aku hanya diam menatapnya. Tidak tahu harus menjawab apa.
“Aku juga tidak tahu. Akhir-akhir ini aku merasa deg-deg an setiap kali melihatnya. Aku juga selalu salah tingkah jika berada dekat dengannya,” jawabku.
Si Young menatapku sebentar, lalu mengatakan, “Jujur saja, aku selalu merasa kalau kau sudah menyukainya sejak lama.”
“Apa maksudmu? Tidak mungkin! Dulu kan aku sudah punya Min Woo!” jawabku.
“Entahlah. Aku merasa kau lebih merasa nyaman dekat dengan Jong Suk daripada dengan Min Woo. Dengan Min Woo, kau selalu berusaha tampil menjadi pacar dan wanita yang sempurna. Tapi saat dengan Jong Suk, kau tampak sangat ‘bebas’ dan ‘lepas’, kau selalu tertawa bahagia saat bersama dengan Jong Suk,” ucap Si Young menjelaskan.
“Coba kau renungkan lagi mengenai isi hatimu yang sebenarnya, aku yakin jauh di dalam lubuk hatimu, sebenarnya kau menyukai Jong Suk. Kau hanya berusaha menyangkal perasaanmu, karena saat itu sudah ada Min Woo di sisimu,” ucap Si Young menatapku dengan wajah serius.
“Jong Suk pria yang baik. Bukankah kau sendiri yang pernah mengatakannya? Dan menurut kami, dia juga pria yang baik. Kami bisa melihat dengan jelas bagaimana dia memperlakukanmu,” ucapnya lagi.
“Kami??” tanyaku bingung. Si Young tersenyum.
“Aku, Ga Eul, ayah, dan ibumu. Kami merasa Jong Suk pria yang tepat untukmu,” ucapnya lagi sambil menggenggam tanganku.
“Aku sudah mengenalmu bertahun-tahun. Aku sudah sangat mengenalmu Ye Ri. Aku bisa lihat sebenarnya kau menyukainya. Semua terlihat jelas dari tatapan matamu kepadanya,”
“Pikirkan baik-baik ucapanku,” ujarnya lagi. Aku terdiam mendengar perkataan Si Young.
“Tapi belum tentu dia juga menyukaiku,” ucapku pelan.
“Kenapa tidak?” tanyanya heran.
“Kau kan bisa lihat betapa menariknya dia. Banyak sekali wanita yang menyukainya. Dia pasti bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih muda dan jauh lebih cantik dariku,”
“Lalu?” tanya Si Young  lagi.
“Jadi yaaa…tidak mungkin dia menyukaiku!” ucapku setengah berteriak.
Na Rae yang sedang asyik menonton TV, menoleh karena mendengar suaraku. Lalu dia menghampiriku.
“Bibi kenapa? Apa ibu nakal?” tanyanya polos. Aku dan Si Young tertawa medengar pertanyaan bocah kecil ini.
“Bukan sayang. Ibumu tidak nakal. Bibi baik-baik saja,” ucapku sambil mencubit pipinya dengan gemas.
“Na Rae nonton dulu ya sana. Oke sayang?” ucap Si Young. Na Rae mengangguk. Lalu berjalan ke arah tempatnya semula. Dia duduk di atas karpet dan kembali menonton.
“Apa kau bodoh?” tanya Si Young padaku.
“Ap…apa?” tanyaku bingung.
“Apa kau tidak bisa lihat bagaimana selama ini dia memperlakukanmu?”
“Hah?” tanyaku semakin bingung.
“Aigoooo…. Kau bodoh sekali!” ucap Si Young kesal.
“Dia menyukaimu, bodoh!” ucapnya lagi sambil menjitak kepalaku. Aku terbengong mendengar ucapan Si Young.
“Dia menyukaiku?” tanyaku pelan.
“Tidak mungkin,” ucapku lagi.
“Ya Tuhan! Dosa apa aku sampai harus bersahabat dengan orang seperti ini?” tanya Si Young sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“Sudahlah! Aku mau pulang saja! Lama-lama aku stress bicara denganmu!” ucapnya berdiri.
“Tunggu dulu! Apa kau yakin dia menyukaiku?” tanyaku juga berdiri.
“Tentu saja! Semua orang bisa melihatnya. Hanya kau saja yang tidak bisa melihatnya. Kau benar-benar tidak peka!” ucapnya lagi. Aku melongo dibuatnya.
“Na Rae, ayo pulang nak!” Si Young mengajak Na Rae pulang. Na Rae langsung berdiri dan menghampiri ibunya.
“Bibi, aku pulang dulu ya,” ucapnya lalu mencium pipiku.
“Iya sayang. Nanti kapan-kapan kita main berdua ya!” ucapku mengelus kepalanya.
“Oke bibi!” jawabnya senang.
“Hati-hati di jalan ya. Jangan ngebut-ngebut!” ucapku pada Si Young.
“Iya beres!” jawabnya sambil berjalan keluar.
Sebelum masuk mobil, Si Young menoleh ke arahku.
“Ya! Renungkan kembali ucapanku! Pikirkan baik-baik, oke?” seru Si Young.
“Oke,” jawabku.
Si Young tersenyum lalu melambaikan tangannya padaku, kemudian masuk ke dalam mobilnya.

##########

Malamnya, aku kembali memikirkan semua ucapan Si Young.
Si Young memang benar. selama ini aku memang selalu merasa lebih nyaman saat berada dekat dengan Jong Suk, daripada dengan Min Woo. Aku sering sekali menolak jika Min Woo ingin mengantar atau menjemputku bekerja. Aku lebih suka berangkat dan pulang kerja bersama Jong Suk.
Tanpa kusadari, setiap kali melihat Jong Suk, bibirku selalu menyunggingkan senyum. Setiap melihat Jong Suk di halte dari kejauhan, aku selalu tersenyum bahagia. Setiap melewati kelas yang diajar Jong Suk, aku selalu tersenyum melihatnya dari balik jendela. Setiap Jong Suk  ketiduran di bis, aku langsung menyandarkan kepalanya ke pundakku, lalu tersenyum lagi.
Aku juga selalu tidak suka jika melihat dia dekat dengan wanita lain. Setiap ada wanita yang berusaha mendekatinya, aku selalu mencari-cari kejelekan wanita itu. Lalu member tahu Jong Suk mengenai kejelekan-kejelekan yang ada pada wanita itu. Tidak lupa aku juga mengingatkan Jong Suk untuk tidak berkencan dengan wanita semacam itu.
Mungkin selama ini Si Young memang benar. Aku selalu berusaha menyangkal perasaanku karena aku sudah berpacaran dengan Min Woo. Di usiaku yang sudah kepala 3, tentu saja aku ingin segera menikah, karena itu lah aku sangat bahagia saat Min Woo mendekatiku. Kupikir inilah saatku untuk menikah. Kupikir inilah jodoh yang dikirim tuhan untukku. Kupikir Min Woo sangat cocok menjadi calon suami idaman yang pasti akan membuat banyak wanita iri padaku.
Tiba-ptiba hapeku berbunyi. Ada telepon masuk dari Jong Suk. Aku langsung mengambil posisi duduk di tempat tidur.
“Ehem..ehem.. Tes..tes..” aku berdehem mengetes suaraku sebelum mengangkat telepon dari Jong Suk.
“Halo?” ucapku dengan jantung berdebar.
“Nuna? Apa kau sudah tidur?” tanya Jong Suk dari seberang telepon.
“Belum kok. Memangnya kenapa?” tanyaku setenang mungkin.
“Tidak apa-apa. Aku hanya ingin mendengar suara nuna,” jawabnya.
Oh Tuhan! Dia bilang dia hanya ingin mendengar suaraku! Apa Si Young benar? Apa dia memang menyukaiku?
“Bagaimana tadi? Menyenangkan bisa bertemu dengan teman-teman lama?” tanyaku sambil tersenyum malu-malu.
“Sangat menyenangkan! Aku sangat merindukan saat-saat bersama mereka. Mereka masih tidak berubah. Masih konyol seperti dulu,” jawabnya.
Sebenarnya aku ingin bertanya apa saat kuliah dulu dia punya pacar atau tidak. Tapi tidak jadi. Aku takut nanti malah jadi cemburu, dan malah merusak momen kami saat ini.
Dan malam itu pun kuhabiskan dengan bertelepon ria dengan Jong Suk. Sudah satu jam lebih kami berbincang. Kami belum pernah berbicara di telepon sampai selama ini. Pembicaraan kami berakhir karena aku sudah mengantuk.
“Selamat tidur nuna. Mimpi indah ya,” ucap Jong Suk lembut.
“Selamat malam Jong Suk,” balasku sambil tersenyum senang.
Setelah menutup telepon, aku berguling-guling di atas tempat tidur saking senangnya. Aaahhh… Malam yang indah.

##########


Bersambung ke Chapter 8