Get me outta here!

Monday, December 17, 2018

FanFiction : With You, I'm Happy Chapter 8



Cast :
Han Ye Ri             ( 35 tahun )
Lee Jong Suk        ( 30 tahun )
Lee Si Young        ( 35 tahun )
Song Chang Eui    ( 40 tahun )
No Min Woo         ( 35 tahun )

*Nama dan karakter lainnya yang ada dalam FF ini hanyalah imajinasi author belaka.

Note:
Ini FF pertama author, jadi pasti bakal banyak banget kekurangannya. Jujur aja, sebenernya kurang pede juga mau bikin FF kayak gini. Karena ini bener-bener pertama kalinya author bikin FF dan dipublikasikan. Gak tau deh gimana nanti hasilnya. Silahkan kalian nilai sendiri. Kalau emang ternyata banyak kekurangan, tolong kasih saran. Tapi saran yang membangun ya! Jangan komen-komen yang bernada  nyinyiran! Hati author selembut kapas jadi kalo ada yang nyinyir rasanya langsung perih-perih gimana gitu T_T
Oh iya! Ini FF murni hasil pemikiran author. Jadi tolong jangan di copy sembarangan terus di reupload di tempat lain! Sedih banget tau rasanya kalo hasil kerja keras kita di copy paste sembarangan T_T
Oke deh! Tanpa perlu berlama-lama, silahkan kalian baca sendiri ya FF nya. Silahkan kalo ada yang mau komen yaaa…






Chapter 8

Ye Ri POV

 “Ayah, ibu. Aku berangkat dulu ya,” pamitku.
“Iya, hati-hati di jalan,” jawab ayah dan ibu.
Saat membuka pintu depan, aku melihat Jong Suk sedang berdiri di depan rumahku hendak memencet bel. Melihatku membuka pintu, dia langsung melambaikan tangannya.
“Pagi nuna!” ucapnya ceria. Aku bergegas menuju ke arahnya.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanyaku heran.
“Menjemputmu,”
“Menjemputku?”
Tiba-tiba dia merangkul pundakku, lalu mengajakku berjalan ke arah halte.
“Ayo berangkat!” serunya.
Aku hanya bisa tertawa melihatnya. Jujur saja aku senang dia menjemputku. Apa lagi dia juga merangkulku. Sepanjang jalan aku tersenyum senang. Andai saja dia benar-benar pacarku, aku pasti bahagia.

##########

*Seminggu kemudian*
Suatu malam, aku sedang sibuk membuat soal ujian untuk murid-muridku. Tiba-tiba hapeku bordering. Aku bersemangat mengambil hapeku. Itu pasti Jong Suk, pikirku. Tapi aku langsung kecewa begitu melihat nama peneleponnya. Min Woo. Aku malas mengangkatnya, jadi kubiarkan saja sampai hapeku berhenti bordering. Tetapi, ternyata dia menelepon kembali. Akhirnya dengan berat hati, kuangkat teleponnya.
“Halo,” ucapku.
“Ye Ri? Apa aku menganggumu?” tanyanya.
“Sebenarnya sih iya. Aku sedang membuat soal ujian untuk murid-muridku. Ada apa memangnya?” tanyaku sedikit ketus. Dia diam sejenak.
“Apa kita bisa bertemu?” tanyanya akhirnya.
“Untuk apa?” tanyaku kaget. Untuk apa memangnya dia ingin bertemu denganku? Kami kan sudah tidak punya urusan apa-apa.
“Aku hanya ingin bertemu denganmu,” jawabnya.
“Memangnya untuk apa? Kita kan sudah tidak punya urusan apapun lagi,”
“Aku merindukanmu,” jawabnya pelan.
Aku tersentak mendengar jawabannya. Dia mencampakkanku, dan sekarang dia merindukanku???
“Sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi. Aku sudah tidak mau menemuimu!” jawabku ketus.
“Aku sekarang sudah di depan rumahmu,” ucapnya.
Whaaattt??? Apa sih maunya??? Aku mendengus pelan.
“Baiklah. Sebentar lagi aku akan keluar,” jawabku akhirnya.
Aku menutup telepon dan beranjak keluar dari kamar. Di ruang tamu, kulihat ayah dan ibu sedang menonton TV. Saat hendak membuka pintu depan, ibu memanggilku.
“Ye Ri? Mau kemana kau malam-malam begini?”
Aku menoleh.
“Aku ingin ke mini market sebentar bu. Ada yang harus kubeli,” jawabku berbohong. Aku tidak yakin ayah dan ibuku akan mengizinkanku untuk menemui Min Woo.
“Ooohhh… Hati-hati di jalan. Jika sudah selesai langsung pulang,” jawab ibu kembali melanjutkan menonton tv.
“Baik bu,” jawabku. Maafkan aku ayah, ibu. Aku sudah berbohong pada kalian.
Aku membuka pintu depan, dan kulihat dia berdiri menatapku dari balik pagar. Aku membuka pintu pagar dan menariknya pergi ke taman dekat rumah. Dia diam saja kutarik begitu.
Saat sudah sampai di taman, aku aku berhenti, dan aku melepaskan tangannya. Aku berbalik menghadapnya.
“Apa mau…” belum sempat aku bertanya, dia sudah memelukku.
Tentu saja aku kaget. Aku berusaha melepas pelukannya. Aku mendorongnya sekuat tenaga. Akhirnya dia melepas pelukannya.
“Apa-apaan kau?! Kau sudah gila???!!” tanyaku emosi. Untunglah taman saat ini sedang sepi. Wajar sih. Ini kan sudah malam.
Dia menatapku.
“Aku merindukannmu Ye Ri,” ucapnya sambil memegang tangaku. Kulihat matanya mulai berair.
“Hah! Kau merindukanku? Setelah mencampakkanku, kini kau merindukanku?!” tanyaku sambil melepaskan tanganku dari genggamannya.
Min Woo tertunduk mendengar pertanyaanku. Kemudian dia mendongak menatapku.
“Aku tahu aku salah. Tapi aku merasa hubungan kita semakin lama semakin membosankan. Kupikir…kupikir putus adalah jalan terbaik. Tapi ternyata aku salah! Aku memang bodoh!” ujarnya sambil memegang kepalanya, lalu terduduk di kursi taman.
Aku menghela nafas, kemudian duduk di sampingnya.
“Kembalilah padaku Ye Ri,” pintanya seraya menoleh ke arahku.
Aku menoleh. Memangnya dia pikir dia siapa?? Memutuskan hubungan seenaknya, lalu meminta kembali seenaknya!
“Tidak! Aku tidak mau!” jawabku.
“Kenapa?” tanyanya kaget.
“Apa kau sudah tidak mencintaiku? Bukankah…bukankah dulu kau sangat ingin menikah denganku?” tanyanya lagi.
“Jika kau mau, aku akan melamarmu. Aku akan menemui orang tuamu saat ini juga!” serunya.
Aku hanya bisa melongo mendengar semua kata-kata yang keluar dari mulutnya.
“Aku sudah tidak mencintaimu! Dan aku juga tidak mau kembali padamu!” jawabku akhirnya sambil bangkit dari kursi.
“Satu lagi! Aku juga sudah tidak berminat untuk menikah denganmu!” seruku sambil mengacungkan jari telunjukku ke arahnya. Setelah mengatakan semua itu, aku melangkah ingin pergi. Tapi dia menahanku. Dia menarik tanganku.
“Apa kau sudah menemukan penggantiku?” tanyanya.
Aku terdiam beberapa saat.
“Sepertinya kau memang sudah menemukan penganntiku. Siapa dia?” tanyanya lagi.
“Ah! Aku tahu! Apa dia Jong Suk?” tanya Min Woo.
Aku menoleh kaget ke arahnya. Bagaimana dia bisa tahu?
“Benar kan? Sudah kuduga!” serunya sambil mendengus sinis.
“Kenapa kau bisa berpikir begitu?” tanyaku.
“Kenapa? Kau tanya kenapa? Apa kau tidak sadar kalau hubungan kalian sangat dekat? Bahkan terlalu dekat! Kau bahkan lebih suka menghabiskan waktu dengannya daripada denganku! Benar kan?!” tanyanya membentakku.
“Apa saat berpacaran denganku, kau sudah berselingkuh dengannya?” tanyanya lagi.
Aku memelototinya.
“Tutup mulutmu! Aku bukan wanita semacam itu! Lagipula Jong Suk juga bukan pria rendahan sepertimu!” ucapku kesal.
“Rendahan? Sepertiku? Apa maksudmu?!” tanyanya marah.
“Bagaimana dengan Do Hyun?” tanyaku akhirnya. Min Woo kaget mendengar pertanyaanku. Dia sontak memalingkan wajahnya dariku.
“Siapa sebenarnya Do Hyun? Itu selingkuhanmu kan? Apa Do Hyun hanya nama samaran di ponselmu untuk kekasih gelapmu itu?” tanyaku sinis. Dia terdiam. Tangan kirinya ada di pinggang, sedangkan tangan kanannya mengusap-usap dagu dan bibirnya dengan tidak tenang.
“Atau jangan-jangan… Do Hyun itu memang nama asli selingkuhanmu? Kau gay ya?” tanyaku.
“Kau gila?! Aku masih normal!” ucapnya kesal menatapku.
“Jadi nama itu hanya nama samaran belaka ya?” tanyaku menatapnya tajam.
Dia memalingkan wajahnya lagi. Aku mendengus kesal melihatnya.
“Kau yang berselingkuh, tapi kau malah menuduhku. Luar biasa!” seruku sambil bertepuk tangan.
“Pergilah! Jangan pernah menemuiku lagi! Aku muak melihatmu!” ucapku lalu beranjak pergi. Tapi lagi-lagi dia menahanku. Dia menarik tanganku.
“Aku bisa jelaskan semuanya!” ucapnya sambil memegang kedua lenganku dengan erat.
“Lepaskan!” pintaku meronta. Pegangan tangannya kuat sekali. Tanganku sampai sakit karena genggamannya.
Tiba-tiba ada orang yang memegang tangan Min Woo. Aku menoleh. Jong Suk!
“Lepaskan tanganmu,” ucapnya tenang pada Min Woo.
“Apa urusanmu?” tanya Min Woo sinis.
“Kubilang lepaskan tanganmu!” ucap Jong Suk lagi. Kulihat Min Woo kesakitan. Ternyata Jong Suk meremas tangan Min Woo dengan sangat kuat.
Min Woo melepaskan tanganku. Jong Suk pun melepaskan genggaman tangannya. Aku mengelu-elus tanganku. Sakit sekali rasanya.
“Kau tidak apa-apa nuna?” tanya Jong Suk khawatir.
Aku tersenyum lalu menjawab, “Aku ti…”
BUGH!!
Tiba-tiba Min Woo menonjok pipi Jong Suk. Badan Jong Suk limbung, tapi untunglah dia tidak sampai jatuh. Aku kaget melihatnya.
“Jong Suk! Kau tidak apa-apa?” sekarang gantian aku yang khawatir padanya. Dia tidak menjawab pertanyaanku. Jong Suk menatap tajam ke arah Min Woo. Dia kemudian menghampiri Min Woo lalu gantian menonjok Min Woo.
Min Woo jatuh tersungkur mendapat pukulan dari Jong Suk. Sepertinya Jong Suk masih belum puas. Dia pun kemudian menghajar Jong Suk lagi. Aku berlari ke arah mereka, bermaksud untuk melerai mereka.
“Jong Suk! Hentikan! Kumohon! Hentikan Jong Suk!” aku berusaha mengentikan Jong Suk. Tapi Jong Suk sepertinya tidak mengindahkanku. Aku pun memegang tangan Jong Suk, lalu merangkul tangannya, berusaha menahannya sekuat tenaga untuk tidak memukuli Min Woo lagi. Jong Suk menatapku.
“Hentikan Jong Suk. Jangan seperti ini lagi, kumohon!” pintaku hampir menangis.
“Priiittt…. Priiiiitttt….”
Itu suara peluit polisi. Tampak dua orang polisi mengahampiri kami. Mereka menatap kami satu persatu.
“Ada apa ini?” tanya mereka.
Aku dan Jong Suk hanya saling memandang tanpa bisa mengatakan apa pun.
“Ikut kami ke kantor!” perintah mereka sambil mengangkat Min Woo yang terkapar di atas tanah.
Mau tidak mau, kami terpaksa mengikuti mereka ke kantor polisi. Aku melihat sekeliling. Ada beberapa orang yang menyaksikan kami. Malu sekali rasanya!
Tiba-tiba tanganku digenggam oleh Jong Suk. Dia tersenyum sambil mengangguk kepadaku. sepertinya dia berusaha menenangkanku. Aku pun tersenyum, lalu menggenggam erat tangannya.

##########


Bersambung ke Chapter 9

0 comments:

Post a Comment

Silahkan bagi yang ingin berkomentar ^_^